Kamis, 28 Maret 2013


Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Wahai pembaca yang mulia, suatu persoalan yang banyak keraguan. Adakah boleh untuk kita merayakan Maulid Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesetengah orang berkata, sesungguhnya perayaan ini untuk di terangkan bermacam-macam perkara. Maka sesetengah orang merayakan Maulid Nabi ‘alaihi solatu wa sallam, dengan memakan daging pada hari tersebut. Maka adakah ia di benarkan ? Maka jawabannya TIDAK, TIDAK BOLEH !! Persoalan ke dua, sesetengah orang merayakan pada hari ini hari lahirnya Nabi ‘alaihi solatu wa sallam dengan membeli manisan untuk anak-anak mereka bersuka ria pada Maulid Nabi ‘alaihi solatu wa sallam. Maka adakah ia di benarkan ? Maka jawabannya TIDAK, TIDAK BOLEH !! Sesetengah orang berkata, kami tidak merayakan dengan manisan dan tidak pula dengan dagin, akan tetapi kami berkumpul di mesjid pada hari ini, untuk kami memperingati sejarah Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam dan untuk memperingati sunnahnya ‘alaihi solatu wa sallam pada hari kelahirannya. Maka adakah ia di benarkan ? Maka jawabannya juga TIDAK BOLEH !! mengapa tidak boleh, ini adalah sejarah kekasih kita ‘alaihi solatu wa sallam ? dan ini adalah sunnah Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Ya, benar.. Tetapi, mengapa kalian mengkhususkan pada hari tersebut ? Sesungguhnya ia adalah hari kelahiran kekasih kami Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya Rasulullah ikutan kami, dan sesungguhnya Rasulullah penghulu kami, dan sesungguhnya Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mana Allah telah keluarkan kami dari kegelapan menuju cahaya. Akan tetapi, baginda ‘alaihi solatu wa sallam yang telah memerintahkan kepada kita agar tidak melakukan sesuatu dari pada kita. Sudah tentu kita melanggar perintahnya. Maka persoalannya sekarang ini adalah adakah Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam merayakan hari kelahirannya ? Dengan daging atau manisan, atau berkumpul di dalam mesjid ? Maka ia memperingati sunnahnya ? Tidak terhenti di situ. Selepas wafatnya ‘alaihi solatu wa sallam, adakah Abu Bakar, Umar, Uthman atau Ali Radhiallaj ‘anhum ajma’in merayakan Maulid Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam ? Mereka berkumpul dalam mesjid dan memperingati sunnah dan sedangkan mereka mencintai Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam daripada kita, di dalam menanggung bebanan seperti ibu dan bapa Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidak di tetapkan (diperintahkan) untuk melakukannya. Kalau begitu, siapa yang berkehendak akan Maulid Nabi ini ? Yang memulakan Maulid Nabi adalah Kerajaan Syi’ah Fatimiyyah. Ketika mana mereka berada di Mesir, maka mereka memulakan perayaan Maulid ini. Dimulakan dengan beberapa jumlah maulid. Maulid Nabi, Maulid ‘Ali Radhiallahi ‘anhu, Maulid Hasan Radhiallahi ‘anhu, Maulid Hussin Radhiallahi ‘anhu, Maulid Fatimah Radhiallahi ‘anha, dan maulid untuk ketua Kerajaan Fatimiyyah. Dan mereka mau menyibukkan manusia dengan Bid’ah Syi’ah, yang mana manusia keluar untuk itu. Adapun pada kurun Mufadhalah, kesemua mereka tidak merayakan Maulid Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi ia dimulakan oleh orang-orang Syi’ah Fatimiyyah Batiniyyah. Tapi sesetengah orang mengatakan, Bagaimana kamu katakan Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam tidak merayakan hari kelahirannya ? Dan sesungguhnya Rasulullahi Sallallahu ‘alaihi wa sallam pernah di tanya, mengapa engkau berpuasa pada hari isnin, dan khamis ? Baginda bersabda : Aku berpuasa pada hari isnin karena pada hari itu aku di lahirkan dan aku berpuasa pada hari khamis adalah hari yang mana amalan aku di angkat kepada Allah, maka aku menyukai amalanku di angkat dan aku berpuasa. Dan di sini kita lihat sesungguhnya Baginda Bersabda : Hari isnin adalah hari aku telah di lahirkan. Maka sesungguhnya baginda merayakan kelahirannya dengan berpuasa pada hari tersebut. Sekiranya tidak mengapa untuk kita merayakan Maulid Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita katakan, persoalannya apabila kamu ingin merayakan Maulid Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sesungguhnya beliau menyambutnya setiap minggu. Dan bukan setiap setahun sekali. Yang kedua kebiasaannya baginda merayakan dengan berpuasa sekali dan bukan sesuati yang selain dari itu. Maka sekiranya kamu ingin melakukannya, maka kamu berpuasalah pada hari isnin. Adapun perayaan ini (maulid nabi) maka ia adalah Bid’ah yang Munkar, tidaklah ia mendekatkan kamu kepada Allah Tabaraka wa ta’ala.
Jadi merayakan Maulid Nabi ( Hari Kelahiran Nabi ) adalah bid’ah yang mungkar. Perayaan ini di ciptakan oleh syi’ah fatimiyyah. Para sahabat Radhiallahu ‘anhum ajma’in tidak pernah melakukannya sedangkan merekalah yang paling mencintai Rasulullah..

0 komentar:

Posting Komentar