Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Wahai pembaca yang mulia, suatu persoalan yang banyak
keraguan. Adakah boleh untuk kita merayakan Maulid Nabi Muhammad Sallallahu
‘alaihi wa sallam. Sesetengah orang berkata, sesungguhnya perayaan ini untuk di
terangkan bermacam-macam perkara. Maka sesetengah orang merayakan Maulid Nabi
‘alaihi solatu wa sallam, dengan memakan daging pada hari tersebut. Maka adakah
ia di benarkan ? Maka jawabannya TIDAK, TIDAK BOLEH !! Persoalan ke dua,
sesetengah orang merayakan pada hari ini hari lahirnya Nabi ‘alaihi solatu wa
sallam dengan membeli manisan untuk anak-anak mereka bersuka ria pada Maulid Nabi
‘alaihi solatu wa sallam. Maka adakah ia di benarkan ? Maka jawabannya TIDAK,
TIDAK BOLEH !! Sesetengah orang berkata, kami tidak merayakan dengan manisan
dan tidak pula dengan dagin, akan tetapi kami berkumpul di mesjid pada hari
ini, untuk kami memperingati sejarah Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam
dan untuk memperingati sunnahnya ‘alaihi solatu wa sallam pada hari
kelahirannya. Maka adakah ia di benarkan ? Maka jawabannya juga TIDAK BOLEH !!
mengapa tidak boleh, ini adalah sejarah kekasih kita ‘alaihi solatu wa sallam ?
dan ini adalah sunnah Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Ya, benar..
Tetapi, mengapa kalian mengkhususkan pada hari tersebut ? Sesungguhnya ia
adalah hari kelahiran kekasih kami Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sesungguhnya Rasulullah ikutan kami, dan sesungguhnya Rasulullah penghulu kami,
dan sesungguhnya Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam, yang mana Allah telah
keluarkan kami dari kegelapan menuju cahaya. Akan tetapi, baginda ‘alaihi
solatu wa sallam yang telah memerintahkan kepada kita agar tidak melakukan
sesuatu dari pada kita. Sudah tentu kita melanggar perintahnya. Maka
persoalannya sekarang ini adalah adakah Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa
sallam merayakan hari kelahirannya ? Dengan daging atau manisan, atau berkumpul
di dalam mesjid ? Maka ia memperingati sunnahnya ? Tidak terhenti di situ.
Selepas wafatnya ‘alaihi solatu wa sallam, adakah Abu Bakar, Umar, Uthman atau
Ali Radhiallaj ‘anhum ajma’in merayakan Maulid Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi
wa sallam ? Mereka berkumpul dalam mesjid dan memperingati sunnah dan sedangkan
mereka mencintai Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam daripada kita, di
dalam menanggung bebanan seperti ibu dan bapa Sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tidak di tetapkan (diperintahkan) untuk melakukannya. Kalau begitu, siapa yang
berkehendak akan Maulid Nabi ini ? Yang memulakan Maulid Nabi adalah Kerajaan
Syi’ah Fatimiyyah. Ketika mana mereka berada di Mesir, maka mereka memulakan
perayaan Maulid ini. Dimulakan dengan beberapa jumlah maulid. Maulid Nabi,
Maulid ‘Ali Radhiallahi ‘anhu, Maulid Hasan Radhiallahi ‘anhu, Maulid Hussin
Radhiallahi ‘anhu, Maulid Fatimah Radhiallahi ‘anha, dan maulid untuk ketua
Kerajaan Fatimiyyah. Dan mereka mau menyibukkan manusia dengan Bid’ah Syi’ah,
yang mana manusia keluar untuk itu. Adapun pada kurun Mufadhalah, kesemua
mereka tidak merayakan Maulid Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi ia
dimulakan oleh orang-orang Syi’ah Fatimiyyah Batiniyyah. Tapi sesetengah orang
mengatakan, Bagaimana kamu katakan Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
merayakan hari kelahirannya ? Dan sesungguhnya Rasulullahi Sallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah di tanya, mengapa engkau berpuasa pada hari isnin, dan khamis
? Baginda bersabda : Aku berpuasa pada hari isnin karena pada hari itu aku di
lahirkan dan aku berpuasa pada hari khamis adalah hari yang mana amalan aku di
angkat kepada Allah, maka aku menyukai amalanku di angkat dan aku berpuasa. Dan
di sini kita lihat sesungguhnya Baginda Bersabda : Hari isnin adalah hari aku
telah di lahirkan. Maka sesungguhnya baginda merayakan kelahirannya dengan
berpuasa pada hari tersebut. Sekiranya tidak mengapa untuk kita merayakan
Maulid Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Kita katakan, persoalannya apabila
kamu ingin merayakan Maulid Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam, maka
sesungguhnya beliau menyambutnya setiap minggu. Dan bukan setiap setahun
sekali. Yang kedua kebiasaannya baginda merayakan dengan berpuasa sekali dan
bukan sesuati yang selain dari itu. Maka sekiranya kamu ingin melakukannya,
maka kamu berpuasalah pada hari isnin. Adapun perayaan ini (maulid nabi) maka
ia adalah Bid’ah yang Munkar, tidaklah ia mendekatkan kamu kepada Allah
Tabaraka wa ta’ala.
Jadi merayakan Maulid Nabi ( Hari Kelahiran Nabi ) adalah
bid’ah yang mungkar. Perayaan ini di ciptakan oleh syi’ah fatimiyyah. Para
sahabat Radhiallahu ‘anhum ajma’in tidak pernah melakukannya sedangkan
merekalah yang paling mencintai Rasulullah..
0 komentar:
Posting Komentar