Ahmad bin Yusuf Al-Azraq, Bercerita " Saat masih muda, aku pernah berlajar di perpustakaan Zamam As-sawad di bawah pengawasan seorang penulis yang bernama Ali bin Al-Fath atau lebih di kenal dengan julukan Al-Muthawwiq"
Ali hidup hingga tahun 320 H dan menuliskan kisah para menteri sejak kematian Ubaidillah bin Khaqan hingga penghujung masa kakhalifahan Al-Qahir Billah. Buku kumpulan kisah tersebut di beri judul Manaqib al-Wuzara' wa Mahasin Akhbarihim. Salah satu tulisan dalam buku tersebut adalah cerita yang besumber dari Ahmad bin Yusuf berikut, :)
"Qasim bin Ubaidillah mengurung Ahmad bin Muhammad selama beberapa hari di kediamannya. Untuk suatu alasan yang tidak jelas, Qasim berusaha menjerumuskan Ahamad namun selalu gagal. Bahkan selama dalam kurungan, Ahmad selalu bersikap baik kepadanya.
Hingga beberapa lama, segala bentuk teror dan penindasan terus Qasim lakukan terhadap Ahmad. Ahmad hanya bisa berharap dirinya segera bebas dari kurungan. Namun, suatu hari Ali bin Gabasy, salah seorang panglima militer, memberi tahu Ahmad bahwa Qasim akan segera menghukum mati dirinya.
Ahmad bin Muhammad resah. Namun, keresahan hati itu terbayar begitu ia menerima sepucuk surat dari seorang yang bernama Abbas bin Hasan. Ketika Ahmad meneliti catatan itu, ia tersadar bahwa ternyata Qasim bin Ubaidillah telah meninggal dan di gantikan oleh Abbas bin Hasan, orang yang menulis surat tersebut. Ia tidak bisa menahan perasaan bahagia karena telah terselamat dan terbebas dari rasa takut. Isi surat itu memrintahkan Ahmad pergi ke Mesir. Ia pun mengitkuti perintah dalam surat tersebut dan kemudian tinggal di sana hinga menyaksikan dua kali pergantian kekuasaan, yaitu masa menteri Ali-Husain bin Ahmad Madira dan Ali bin Muhammad bin Furat
di kisahkan oleh Ahmad bin Yusuf Al-Azraq
Ali hidup hingga tahun 320 H dan menuliskan kisah para menteri sejak kematian Ubaidillah bin Khaqan hingga penghujung masa kakhalifahan Al-Qahir Billah. Buku kumpulan kisah tersebut di beri judul Manaqib al-Wuzara' wa Mahasin Akhbarihim. Salah satu tulisan dalam buku tersebut adalah cerita yang besumber dari Ahmad bin Yusuf berikut, :)
"Qasim bin Ubaidillah mengurung Ahmad bin Muhammad selama beberapa hari di kediamannya. Untuk suatu alasan yang tidak jelas, Qasim berusaha menjerumuskan Ahamad namun selalu gagal. Bahkan selama dalam kurungan, Ahmad selalu bersikap baik kepadanya.
Hingga beberapa lama, segala bentuk teror dan penindasan terus Qasim lakukan terhadap Ahmad. Ahmad hanya bisa berharap dirinya segera bebas dari kurungan. Namun, suatu hari Ali bin Gabasy, salah seorang panglima militer, memberi tahu Ahmad bahwa Qasim akan segera menghukum mati dirinya.
Ahmad bin Muhammad resah. Namun, keresahan hati itu terbayar begitu ia menerima sepucuk surat dari seorang yang bernama Abbas bin Hasan. Ketika Ahmad meneliti catatan itu, ia tersadar bahwa ternyata Qasim bin Ubaidillah telah meninggal dan di gantikan oleh Abbas bin Hasan, orang yang menulis surat tersebut. Ia tidak bisa menahan perasaan bahagia karena telah terselamat dan terbebas dari rasa takut. Isi surat itu memrintahkan Ahmad pergi ke Mesir. Ia pun mengitkuti perintah dalam surat tersebut dan kemudian tinggal di sana hinga menyaksikan dua kali pergantian kekuasaan, yaitu masa menteri Ali-Husain bin Ahmad Madira dan Ali bin Muhammad bin Furat
di kisahkan oleh Ahmad bin Yusuf Al-Azraq
0 komentar:
Posting Komentar