Bismillahirrahmaanirrahiim..
Segala puji hanyalah Milik Allah azza wa jalla. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah atas junjungan kita Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Diantara kasih sayang Allah kepada kaum muslimin, Dia menjadikan mereka sebagai umat terbaik dan pilihan.
Tulisan ini sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut. Juga sebagai bahan bahan murajaah untuk semua, mengingat sudah banyak ikhwan muwaffaqiin telah menulis pada tema yang sama.
Hanya saja dalam tulisan kali ini ada beberapa poin yang akan kami ulas secara rinci, diantaranya:
Selengkapnya
Segala puji hanyalah Milik Allah azza wa jalla. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah atas junjungan kita Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Diantara kasih sayang Allah kepada kaum muslimin, Dia menjadikan mereka sebagai umat terbaik dan pilihan.
Allah berfirman (yang artinya):
Dia juga mengabarkan pada kita tentang ketidaksukaan musuh-musuh-Nya terhadap agama-Nya.
Sebelum Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menghadap kehadhirat-Nya. Dia telah menyempurnakan agama-Nya. Hingga tak ada jalan yang bisa mengantarkan hamba-Nya menuju surga melaiankan telah diwahyukan kepada nabi-Nya. Dan tak ada satupun jalan yang bisa mengantarkan hamba-Nya menuju neraka, melainkan telah diwayuhkan kepada nabi-Nya. Deklarasi kemerdekaan aqidah dan kesempurnaan agama itu disaksikan ratusan ribu pasang mata di hari yang mulia, dibulan yang mulia dan ditempat yang mulia. Allah Azza wa Jalla berfirman:
"Kamu adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran dan kamu beriman kepada Allah." (Ali Imran: 110).Allah azza wa jalla bahkan tidak menerima agama selain Islam
“Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali ‘Imran : 85)
Dia juga mengabarkan pada kita tentang ketidaksukaan musuh-musuh-Nya terhadap agama-Nya.
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu" (QS: Al Baqarah:120)
Sebelum Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menghadap kehadhirat-Nya. Dia telah menyempurnakan agama-Nya. Hingga tak ada jalan yang bisa mengantarkan hamba-Nya menuju surga melaiankan telah diwahyukan kepada nabi-Nya. Dan tak ada satupun jalan yang bisa mengantarkan hamba-Nya menuju neraka, melainkan telah diwayuhkan kepada nabi-Nya. Deklarasi kemerdekaan aqidah dan kesempurnaan agama itu disaksikan ratusan ribu pasang mata di hari yang mulia, dibulan yang mulia dan ditempat yang mulia. Allah Azza wa Jalla berfirman:
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu,dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …”[Al-Maa-idah: 3]Imam Ibnu Katsir –rahimahullah- menjelaskan,
“Ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Dia menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pulaNabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada perkara yang halal kecuali apa yang beliau halalkan, tidak ada perkara yang haram kecuali apa yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali apa yang disyari’atkannya. (Tafsir Ibnu Katsier Jilid; 2 hal 19-20)Imam Malik –rahimahullah- berkata:
"Barangsiapa yang melakukan satu bid'ah dan menganggapnya sebagai sesuatu yang baik, maka sungguh dia telah menuduh Muhammad shallallahu alaihi wasallam telah mengkhianati risalah. Karena aAllah berfirman, ” …..Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagi kalian agama kalian…..” Maka apa saja yang bukan menjadi bagaian dari agama dizaman itu, maka pada hari ini tidak akan menjadi bagian dari agama. (Ilmu Ushul Bida hal.20)Beberapa hari yang lalu seorang ikhwah meminta kami untuk menuliskan artikel yang membahas seputar "Hukum memberi ucapan tahni'ah (selamat) dan ikut serta dalam perayaan hari-hari besar non muslim".
Tulisan ini sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut. Juga sebagai bahan bahan murajaah untuk semua, mengingat sudah banyak ikhwan muwaffaqiin telah menulis pada tema yang sama.
Hanya saja dalam tulisan kali ini ada beberapa poin yang akan kami ulas secara rinci, diantaranya:
- Pengertian Tahni'ah (ucapan selamat) dari sisi bahasa.
- Madzhab Salaf dan Ulama dari berbagai Madzhab Seputar Hukum Mengucapkan Tahni'ah (Selamat Hari Raya) Dan Turut Serta Dalam Perayan Hari-Hari Besar Non Muslim
- Fatwa-Fatwa Kontemporer
- Studi kritis terhadap sejumlah fatwa yag membolehkan.
0 komentar:
Posting Komentar