Penulis produktif itu menulis terus menerus sehingga
menghasilkan banyak tulisan. Bukan rahasia lagi kalau sesuatu yang di asah
secara teratur akan menghasilkan nilai yang lebih baik ? pisau bila di asah
akan lebih tajam. Mengutip novelis Dean Koontz Hernowo menuturkan “ semakin
seorang menulis, dan semakin orang memikirkan tulisannya, semakin bagus jualah
karyanya.
Inilah cara untuk mengembangkan diri menjadi penulis
produktif.
1. 1.
Waktu yang khusus
Seorang penulis atau pengarang
harus akrab, bahkan mesra dengan waktu. Akrab dengan bacaan, dan apabila
menemukan ide-ide baru berupayalah menggali ide yang baru lagi. Semangat
merangkai kata merupakan sebuah keharusan. Peribahasa mengatakan “ orang yang
berhasil adalah orang yang menghargai waktu”. Jadi apabila punya waktu luang
untuk menulis, maka lakukanlah. Biasakanlah untuk menulis selama 30 menit
sehari semalam, jika 30 menit sudah terbiasa maka tingkatkanlah waktu untuk
menulis.
The Liang Gie mencatat (1992)
perihal keuletan pengarang Eropa. Norah Lofsah pengarang roman sejarah mulai
mengarang jam 09.00-12.00. melanjutkan kembali dari jam 15.30-16.30. pekerjaan
ini dilakukan setiap hari. Harry Shaw meyakinkan “kesepakatan para pengarang
berpengalaman menyatakan bahwa, satu-satunya cara untuk membujuk ilham adalaha
melekatkan bagian duduk celana pada permukaan duduk sebuah kursi selama
berjam-jam dan berhari-hari secara tekun, mengarang dan mengarang lagi.”
2. 2.
Kembali memotivasi diri
Motivasi tidak boleh mati. Terus
dipelihara. Jangan seperti (maaf) hangat-hangat tai ayam. Hanya seketika saja.
Ketika baru saja mengikuti training jurnalistik, semangat menggebu-gabu ingin
menjadi penulis, tetapi setelah beberapa hari kemudian niat jadi penulis hilang
atau berhasil membuat satu, dua tulisan namun belum di muat di media massa.
Bila demikian, jangan berkecil hati. Sebab peluang di muat masih terbuka lebar.
Dengan bakat alamiah proses suatu
pekerjaan akan terasa lebih cepat, tapi yakinilah, modal semangat tinggi dapat
melahirkan puluhan bakat dan puluhan karya.
Thomas Alfa Edison mengurai,
kesuksesan di raih dari 1% inspirasi dan 99% kerja keras.
3.
3. Sebagai ibadah
Banyak anggapan ibadah hanya
sebatas sholat, zakat, puasa dan haji saja. Dan di luar semua itu bukan
pekerjaan agama, itu keliru !!
Apa saja profesi yang sedang kita
jalani bisa saja bernilai ibadah. Setiap pekerjaan yang baik punya keutamaan
masing-masing. Pelacur yang memberi minuman kepada anjing yang kehausan bisa
saja masuk surga. Mencari nafkah untuk keluarga di nilai sadaqah. Dan kata
Rasul pula, menyebarkan ilmu yang bermanfaat dapat memperoleh pahala yang
mengalir yang tidak akan putus-putus. Jadi menulis itu, membagikan ilmu, dan
tulisan itu akan abadi. Dengan menulis kita bisa meraih ridah Allah SWT.
Source : rahasia sukses, penulis
sukses (lilis nihwan sumuranje)
0 komentar:
Posting Komentar